SUARA PEMBARUAN DAILY (31-Mei-2007)
Tracy Trinita: Rokok Gerbang Menuju Narkoba
Tracy Trinita seolah menghilang. Setidaknya, nama, senyum dan tubuhnya jarang muncul dari media massa di Indonesia. Model terkenal itu ternyata tidak mau larut dengan dunia model. Ternyata, ia tengah belajar di Jurusan Apostel Universitas Oxford, Inggris. Ia memang tekun mendalami dunia agama. Tapi perempuan bertubuh tinggi itu juga dikenal sikapnya yang antirokok. Di tengah kesibukan belajar, ia semangat menjawab pertanyaan SP berkaitan dengan dunia rokok. Berikut sebagian hasil wawancaranya.
P: Apa sebenarnya yang diharapkan orang dari merokok? Apakah merokok itu memang perlu untuk mendapatkan inspirasi, kerja bisa lebih baik, dsb?
Menurut saya yang diharapkan orang dari merokok bervariasi. Pada langkah awalnya, faktor pemicunya adalah keinginan untuk menunjukkan jati diri, menarik perhatian, atau mungkin hanya faktor keingintahuan. Misalnya, merokok dapat dipicu oleh keinginan seorang remaja untuk bisa diterima oleh lingkungan pergaulannya. Namun, bila seorang perokok sudah ketagihan, alasan berikutnya mengapa orang masih merokok hanyalah untuk memenuhi rasa ketagihannya dan bukan lagi faktor yang mendorongnya untuk merokok pada langkah awal.
Mengenai bagian kedua dari pertanyaan di atas, hal ini merupakan suatu paradoks. Banyak orang yang menggunakan alasan kalau merokok dapat membantu pemikiran sebagai pembenaran kalau merokok itu bisa membuat mereka bisa lebih berkonsentrasi. Namun, sebenarnya, fenomena dimana orang yang bila tidak merokok mengakibatkan tidak bisa berpikir adalah suatu akibat negatif dari kecanduan rokok. Saya pribadi meyakini bahwa di mana ada niat untuk berkonsentrasi pastilah orang itu dapat melakukannya tanpa bantuan rokok.
Ada yang mengatakan, rokok adalah awal dari kerusakan moral, karena berlanjut ke minuman keras, narkoba, seks bebas, dsb. Bagaimana menurut Anda?
Saya setuju dengan pernyataan yang mengatakan bahwa rokok adalah gerbang utama untuk mencoba narkoba. Walaupun demikian, banyak juga orang yang terjebak dalam narkoba tanpa pernah mencoba rokok sebelumnya. Bentuk dari berbagai macam ketagihan bisa membuat orang berpindah dari satu ketagihan ke ketagihan lainnya.
Apakah Anda juga merokok? Mengapa?
Saya memutuskan untuk tidak merokok. Terlepas dari ketidaksukaan saya dari rasa dan efek rokok, saya bertanggung jawab secara moral untuk menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar saya.
Apakah Anda merasa terganggu bila di tempat umum ada orang yang asyik merokok? Apakah memang perlu ada smoking area? Mohon penjelasannya.
Saya merasa bahwa orang yang merokok di tempat umum adalah orang yang egois karena memberikan efek negatif rokok kepada orang lain. Di tempat dimana saya sekarang tinggal, mulai tanggal 1 Juli ini, pemerintah membuat suatu peraturan baru di mana di seluruh tempat umum dijadikan tempat dilarang merokok. Untuk saya ini langkah cerdas karena pemerintah menyadari kesehatan masyarakat luas jauh lebih penting dari memenuhi keinginan individual untuk menikmati nikotin.
Bagaimana Anda menyikapi fakta bahwa ternyata jumlah perokok terus bertambah? Anak-anak ter- nyata juga sudah mulai merokok?
Faktor ini dipicu oleh banyak hal. Pertama pendidikan, kedua lingkungan, dan ketiga media. Ketiga dari ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Dengan bertambahnya perokok dan anak dibawah umur harusnya menjadi sebuah warning kepada pemerintah untuk sege- ra mengambil alih dalam lingkup yang besar untuk men-didik masyarakat luas akan bahaya dari rokok dan narkoba.
Apakah Anda punya kiat agar mereka bisa berhenti merokok?
Metode cara berhenti merokok bervariasi. Tetapi ini semua hanya bisa mendukung suatu keputusan yang penuh dengan niat dan pantang menyerah untuk berhenti merokok.
Apa harapan Anda terhadap Hari Tanpa Tembakau Sedunia kali ini?
Yang saya harapkan adalah ini tidak hanya menjadi suatu kultur tahunan tetapi harian yakni semangat dari setiap orang yang mendukung hari tanpa tembakau sedunia untuk melakukan bagiannya kepada lingkungan sekitarnya terutama di keluarganya. Harapan kedua saya adalah pemerintah melakukan suatu program pengenalan akan bahaya rokok dan narkoba secara besar-besaran di kota dan di desa-desa di seluruh Indonesia sebagai investasi untuk masa depan kesehatan bangsa Indonesia.
Mungkin ada cerita khusus mengenai rokok atau soal tembakau?
Saya menghargai apa yang pemerintah Singapura lakukan dalam memberikan contoh fakta akibat dari rokok dalam bentuk gambar/foto penyakit kanker, jantung yang terkontaminasi, penyakit organ tubuh lainnya yang terkena efek akibat dari rokok. Gambar ini ditempelkan di setiap bungkus rokok untuk menunjukkan kepada masyarakat secara visual akibat dari rokok, bukan seperti di Indonesia yang hanya menulis kalimat pendek ‘merokok dapat mengakibatkan… Teman saya yang kebetulan sempat membeli sebungkus rokok dari Singapura menjadi begitu takut dari efek gambar di bungkus rokok itu. Saya sangat berharap adanya langkah tegas dari pemerintah, masyarakat dan NGO untuk mendukung Indonesia bebas tembakau. [S-27]