Kuala lumpur, 19 September 2013
Jam enam pagi tadi saya bangun dengan panik karena sebelumnya saya terus menerus buzz off alarm yang berbunyi dari jam lima pagi, sehingga saya harus buru buru mandi dan meninggalkan rumah pada jam enam lebih empat puluh lima, berlaju menuju ke airport. hati deg deg kan karena jam sudah menunjukan tujuh lewat dua puluh menit, pikir saya pesawat jam delapan lewat dua puluh menit dan haruslah tiba paling telat lima puluh menit sebelum boarding, karena tidak akan check in barang.
duduk lemas sambil berharap cepat tiba.Saya mulai check tiket pesawat terbang ternyata jam keberangkatan adalah delapan lewat lima puluh menit, aman!
Setibanya diairport saya check in dan berjalan menuju imigrasi. Yang membingungkan adalah hanya satu counter imigrasi dibuka untuk orang Indonesia dn tiga untuk foreigner, padahal jumlah antrian orang Indonesia sudah cukup panjang sampai bengkok keluar. Sebelum orang orang sewot akhirnya keluar lima orang petugas imigrasi dan mulai memecahkan antrian dengan panggilan "silahkan".. Alhasil suasana kayak pasar terjadi, orng rebutan lari siapa duluan berbaris di counter yang baru buka.
Setelah menunggu di ruang keberangkatan akhirnya kami semua naik ke dalam pesawat. Beberapa saat kemudian datanglah suami istri anak balita mereka yang lucu.
Kalau boleh jujur, saya masih mengalami sedikit trauma sementara dengan anak kecil di pesawat. Karena dua minggu yang lalu saya terbang dari Hong Kong ke Jakarta dengan mendengar jeritan tangis anak balita tiada henti.
Namun kali ini lain, anak ini betul betul menyenangkan, bermain sendiri, dan hampir tidak ada tangisan. Diperjalanan ini saya bisa tertidur pulas sampai aroma makanan menbangunkan saya.
Pasangan suami istri dikanan saya terbangun disaat makanan disajikan, namun karena sang istri sedang mengendong bayi mereka yang tertidur, alhasil sang suami mulai menyuapi makanan ke istrinya. that was super sweet!
Menjelang landing kami mulai berbicara, mereka bertanya kenapa saya meninggalkan dunia entrtainment. Saya menceritakan kesaksian hidup saya dalam durasi dua menit.
Setiba di Kuala lumpur, sayapun mengatakan selamat berlibur, sambil berjalan ke inigrasi malayia.
Di airport yang cantik ini saya sangat berharap suatu hari nanti, dalam waktu dekat, airport di indonsia bisa seperti ini ataupun lebih baik lagi.
Saya naik taxi menuju ke hotel,dan kamipun nyasar karena supir tidak tau jalan. akhirnya tiba dihotel. makan siang dan sekarang saya sedang di depan komputer sambil bekerja, sekaligus mempersiapkan keperluan seminar.
Sebentar lagi saya akan kembali ke kamar tanpa wifi dan akan mulai belajar kembali untuk persiapan.
Hari ini saya belajar beberapa hal yang berharga termasuk kata "asumsi".
Saya berasumsi tiket pesawat saya jam tujuh duapuluh, saya berasumsi petugas imigrasi pilih kasih, saya berasumsi anak balita dipesawat bakalan rewel, saya berasumsi supir taxi tau dimana hotelnya.
Kita semua bisa salah, namun saya belajar untuk tidak dengan mudah berasumsi.
salam kasih,
Tracy
No comments:
Post a Comment